Definisioperasional adalah salah satu unsur penelitian yang memberitahukan tentang bagaimana mengukur suatu variabel dengan mendasarkan pada sifat-sifat yang didefinisikan dari yang sedang diamati. Hal ini bertujuan untuk mencari batasan variabel yang sedang diteliti, serta menghindari terjadinya salah pengertian terhadap apa yang dimaksudkan Pidatoialah salah satu teori dari perjalanan bahasa indonesia. Pidato umumnya dipakai oleh seorang pemimpin untuk berorasi dan memimpin di depan banyak anak buahnya/di depan orang ramai. Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut Namuntidak sedikit gaya hidup modern ditandai dengan hal-hal yang negatif, seperti: gaya hidup yang konsumtif, mewah, individualis, serba instan dsb. Bentuk-Bentuk Gaya Hidup Modern. Ada beberapa bentuk gaya hidup masyarakat modern yang perlu diketahui, diantaranya adalah sebagai berikut: Menjadikan status sosial sebagai sesuatu yang penting. Soal Jawaban & Kisi-Kisi Penilaian Harian (PH) / Ulangan Harian (UH) Kelas 6 SD Tema 4 Subtema 2 Semester 1 Tahun Pelajaran 2021/2022 - Penilaian Pembelajaran adalah salah satu metode yang digunakan oleh Guru untuk mengetahui pemahaman Peserta Didik terhadap materi pembelajaran. Penilaian Pembelajaran dapat dilaksanakan dengan melakukan dihadapanorang lain, hal tersebut menjadi pemicu perilaku konsumtif. Salah satu faktor perilaku konsumtif adalah Self Monitoring. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mengetahui hubungan antara Self Monitoring dengan Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta 2) Disini ada beberapa penjelasan yang terkait dari struktur teks eksplanasi antara lain adalah : 1. Contoh Teks Eksplanasi Bagian Pembukaan. Salah satu dari bagian ini terdapat isi pernyataan umum yang ditulis dengan topik yang akan diangkat, yaitu dengan penjelasan tentang terjadinya. Dan gimana proses yang terjadi salah satu peristiwa lainnya. MTyCnq. Kebiasaan dan gaya hidup saat ini berubah drastis dalam waktu yang relatif singkat. Arus informasi, teknologi, dan kampanye pemasaran dari berbagai merek menggiring setiap orang ke arah gaya hidup mewah, tidak jarang pula berlebihan. Tidak heran bila perilaku konsumtif menjadi fenomena yang memengaruhi gaya hidup masyarakat hari ini. Perilaku konsumtif adalah kebiasaan membelanjakan uang tanpa melewati pertimbangan matang. Perilaku konsumtif dapat muncul baik karena faktor internal maupun eksternal. Namun, sebelum membahas faktor perilaku konsumtif, ada baiknya kita cermati definisinya terlebih dahulu. Jika menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, konsumtif adalah bersifat konsumsi, yaitu hanya memakai serta tidak menghasilkan sendiri. Akan tetapi, untuk memahami perilaku konsumtif, kita perlu melihat perilaku ini dalam kaitannya dengan konsumerisme dan psikologi. Berikut ini pernyataan para ahli tentang apa itu konsumtif? Erich Fromm, seorang social psychologist asal Jerman dalam bukunya The Sane Society menyebutkan bahwa seseorang bisa disebut konsumtif bila mempunyai barang karena pertimbangan status. Jadi, seseorang yang konsumtif cenderung membeli barang yang berupa keinginan, bukan kebutuhan. Jumlah barang yang dibeli pun umumnya berlebihan dan tidak wajah demi menunjukkan statusnya. Sementara itu, dalam buku Nuansa Psikologi Pembangunan, Prof. Djamaludin Ancok menerangkan bahwa perilaku konsumtif adalah sikap individu yang tidak bisa menahan keinginan untuk membeli barang, tanpa melihat fungsi dari barang tersebut. Baca juga Mengetahui Tentang Kebutuhan Primer, Sekunder, dan Tersier Indikator perilaku konsumtif Seperti yang sudah diketahui, seseorang dengan perilaku konsumtif akan cenderung membeli dan menggunakan barang tidak berdasarkan pertimbangan yang rasional. Bahkan, individu tersebut justru cenderung mengonsumsi barang dalam jumlah yang tidak terbatas serta mementingkan pemenuhan keinginan semata. Lalu, apa saja hal-hal yang menjadi indikasi bahwa seseorang telah berperilaku konsumtif? Silakan simak poin-poin di bawah ini! Membeli produk sebab ada penawaran khusus Sebagai contoh, ketika berjalan-jalan di mall, seorang konsumen memutuskan membeli celana jeans yang sedang sale hingga 70%. Padahal, orang tersebut tidak sedang membutuhkan celana jeans. Hal serupa juga kerap terjadi saat terdapat penawaran khusus berupa BUY 1 GET 1. Orang mungkin seketika memutuskan membeli sepatu, produk makeup, peralatan mandi, dan lain-lain dengan alasan sedang ada promosi beli satu gratis satu. Padahal, produk yang dibeli tidak dibutuhkan oleh orang tersebut saat itu. Membeli produk dengan alasan tampilannya menarik Sepertinya cukup banyak orang yang membeli suatu produk karena terlihat lucu’ atau kemasannya menarik. Hal ini tidak selalu terjadi pada barang, kadang ada yang memutuskan membeli makanan sebab tampak enak’. Nah, apabila ketertarikan terhadap tampilan yang menarik itu tidak dibarengi dengan adanya kebutuhan, waspada kamu berpotensi mempunyai perilaku konsumtif. Melakukan pembelian produk demi menjaga citra diri atau gengsi Hal ini salah satu indikator perilaku konsumtif yang sangat nyata, yaitu transaksi pembelian dilakukan untuk menjaga gengsi. Sebagai contoh, seseorang berada di dalam kelompok pertemanan dengan status sosial tertentu. Setiap anggota kelompok cenderung membeli barang yang dibeli rekan sekelompoknya demi menjaga citra, sekalipun barang tersebut tidak dibutuhkan. Pembelian didasarkan pada pertimbangan harga yang dianggap mewah Dorongan ini mungkin muncul demi penerimaan di sebuah kelompok seperti poin sebelumnya. Namun, kasusnya tidak selalu demikian. Seseorang dengan perilaku konsumtif mungkin membeli suatu barang karena menganggapnya mewah sekalipun tidak ditujukan agar diterima dalam lingkungan tertentu. Membeli sebagai simbol status yang dianggap tinggi Tidak sedikit orang menganggap bahwa kekayaan merupakan simbol status yang dianggap tinggi. Lalu, tak sedikit pula yang berpendapat, sering berbelanja atau membeli banyak barang adalah ciri seseorang kaya. Karena itu, dalam beberapa kasus, sikap konsumtif didorong oleh keinginan untuk mempertahankan suatu simbol status. Menggunakan suatu produk karena unsur konformitas dengan model yang mengiklankannya Konformitas terjadi ketika individu meniru sikap dan perilaku orang karena adanya tekanan, baik nyata maupun imajiner. Jadi, pola konsumsi yang berkaitan dengan konformitas kerap terjadi pada remaja. Bertransaksi dalam rangka meningkatkan rasa percaya diri Ditinjau dari sisi psikologi, ternyata ada individu yang melekatkan nilai diri pada benda-benda yang dipakai atau dimilikinya. Karena itu, individu ini perlu selalu membeli, menggunakan, atau memiliki barang tertentu supaya merasa percaya diri. Ingin coba-coba Karena ingin coba-coba, sehingga membeli produk dengan fungsi sama dari merek berbeda meskipun sudah memilikinya dan produk sebelumnya belum habis Baca juga Pengertian Kebutuhan Sekunder Faktor dan Contohnya Dampak perilaku konsumtif Jika diamati, sepintas perilaku konsumtif mungkin terasa kurang baik. Namun, seperti segala hal lain, perilaku konsumtif pun tetap mempunyai dua sisi. Maka dari itu, dampak yang ditimbulkan pun tetap ada yang positif sekaligus negatif. Di bawah ini beberapa dampak perilaku konsumtif yang mungkin terjadi. Dampak positif perilaku konsumtif Hampir sebagian besar konsumen menginginkan kepuasan ketika bertransaksi atau melakukan pembelian. Nah, salah satu dampak positif perilaku konsumtif bagi konsumen secara pribadi adalah dapat memunculkan rasa puas. Mengingat karakter perilaku konsumtif adalah cenderung berbelanja terus-menerus, gaya hidup ini memberi dampak baik sebab dapat mendorong perputaran roda perekonomian. Jadi, bagi produsen atau pemilik usaha, hal ini tentu menguntungkan. Bahkan, dari sisi bisnis, consumptive behavior justru didorong agar sektor ekonomi terus hidup. Dampak negatif perilaku konsumtif Meskipun disebutkan sebelumnya bahwa perilaku konsumtif bisa mendatangkan rasa puas bagi konsumen, tetapi dampaknya tidak selalu positif. Dari sisi perencanaan keuangan, perilaku ini tentu dianggap sebagai kebiasaan kurang baik sebab dapat menimbulkan pemborosan dan tidak terencananya alokasi finansial. Kemudian, kepemilikan benda atau barang juga membuat jurang kaya dan miskin makin kentara. Akibatnya, muncul kesenjangan sosial. Tidak hanya itu, inflasi juga mengintai sebagai akibat dari perilaku konsumtif. Baca juga Deflasi adalah Penyebab, Jenis, dan Dampaknya Perilaku konsumtif berarti tingginya jumlah orang membelanjakan uangnya. Jika angka spending tinggi, uang yang beredar banyak sehingga mendorong menurunnya nilai uang dan terjadilah inflasi. Faktor perilaku konsumtif Sampai titik ini mungkin mulai timbul pertanyaan, apa sebenarnya yang mendorong munculnya perilaku konsumtif? Nah, perilaku konsumtif dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Seperti yang sudah diketahui, faktor internal merupakan dorongan yang asalnya dari dalam diri, sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh lingkungan. Mari kita cermati faktor-faktor perilaku konsumtif tersebut! Faktor internal yang memengaruhi perilaku konsumtif Berbicara faktor interal, biasanya perilaku konsumtif didorong oleh rasa puas setelah membeli suatu barang. Dalam rasa puas tersebut, terdapat kepercayaan diri, konsep diri, dan dorongan lain yang sifatnya sangat personal. Yuk, kita bedah satu per satu! Motivasi hal yang mendorong seseorang untuk melakukan pembelian suatu barang atau jasa. Kepercayaan diri seseorang dengan self esteem rendah umumnya lebih mudah terpengaruh jika dibandingkan dengan orang yang mempunyai kepercayaan diri tinggi Observasi sebelum membeli barang, umumnya orang melakukan pengamatan terlebih dahulu, baik pada diri sendiri maupun orang lain terkait barang yang akan dibeli. Proses belajar pengalaman individu masing-masing berpengaruh terhadap keputusan membeli suatu barang. Kepribadian Konsep diri mencakup ide, persepsi, serta sikap yang dimiliki seseorang atas dirinya. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku konsumtif Berbeda dengan faktor internal, faktor eksternal sumbernya di luar diri, seperti budaya, keluarga, kelas sosial, serta kelompok referensi. Kebudayaan Sebagai hasil karya dan proses belajar manusia, kebudayaan menjadi bagian dari masyarakat, memiliki pola, dan mempunyai tatanan. Budaya menunjukkan kesamaan sekaligus variasi yang terintegrasi secara keseluruhan. Jadi, wajar sekali bila kebudayaan berpengaruh terhadap pola perilaku konsumsi masyarakat. Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang perilakunya sangat memengaruhi seseorang, termasuk dalam keputusan berbelanja. Kelas sosial Secara umum, kelas sosial dibagi menjadi tiga, yaitu masyarakat kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Penggolongan tersebut didasarkan pada jumlah kekayaan, kekuasaan, atau ilmu pengetahuan. Tentunya, setiap kelas sosial memiliki pola perilaku konsumsi yang berbeda dengan kelas sosial lainnya, mengingat daya belinya pun berbeda. Karena itu, kelas sosial menjadi salah satu faktor perilaku konsumtif. Kelompok referensi Kelompok referensi diartikan sebagai sekelompok orang yang memengaruhi sikap, pendapat, norma, serta perilaku konsumen. Umumnya, kelompok referensi menentukan produk dan merek yang digunakan sesuai aspirasi kelompok. Di dunia digital sekarang, kelompok referensi lebih dikenal dengan sebutan influencer. Baca juga Influencer Jenis, Tugas, dan Pengaruhnya Terhadap Bisnis Kesimpulan Selama ini, aktivitas konsumsi diterjemahkan sebagai proses pemanfaatan barang atau jasa oleh konsumen akhir. Namun, definisi tersebut tampaknya gagal mencakup multiperan yang dimiliki konsumerisme dalam hidup seseorang. Pasalnya, hari ini kita mengerti bahwa aktivitas konsumsi jauh melampaui sekadar pemenuhan kebutuhan fisik akan makanan, tempat tinggal, dan sebagainya. Konsumsi dan perilaku konsumen jauh lebih kompleks dari itu. Salah satu bukti kompleksitas tersebut adalah adanya perilaku konsumtif. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, perilaku konsumtif adalah kecenderungan seseorang berbelanja tanpa pertimbangan rasional. Kegiatan konsumsi ditujukan untuk pemenuhan keinginan, tanpa benar-benar mempertimbangkan kebutuhan dan fungsi dari produk itu sendiri. Kondisi mengonsumsi lebih banyak ini menjadi gaya hidup yang akrab dengan masyarakat karena didorong faktor internal dan faktor eksternal, termasuk kampanye-kampanye pemasaran. Pertanyaannya, apakah kampanye pemasaran bisa tidak mendorong perilaku konsumtif? Tentu saja bisa. Pemilik usaha dapat mengatur program promosi dan kampanye pemasaran yang bertanggung jawab di aplikasi POS. Jadi, kamu bisa mengajak masyarakat untuk lebih menyadari keputusannya atau mindful saat bertransaksi. Sebagian pemilik usaha mungkin merasa hal ini merugikan bisnis. Padahal, dampaknya akan positif untuk jangka panjang sebab perilaku konsumsi yang bertanggung jawab juga berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan. Sadarkah Anda bahwa kemajuan teknologi cenderung membuat seseorang berperilaku konsumtif? Konsumtif adalah sifat yang menggambarkan kecenderungan seseorang membeli sesuatu lebih dari apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Lebih lanjut tentang apa itu perilaku konsumtif dan cara mencegahnya akan dibahas dalam artikel berikut ini. Apa itu perilaku konsumtif? Sifat konsumtif adalah kecenderungan untuk membeli dan menggunakan barang dalam jumlah tak terbatas, serta tidak berdasarkan pertimbangan rasional. Orang yang bersifat konsumtif lebih mementingkan memenuhi keinginan daripada kebutuhan. Bisa dikatakan, sifat konsumtif adalah pembelian impulsif, tidak rasional, dan boros. Beberapa contoh perilaku konsumtif antara lain Membeli sesuatu karena penjual menawarkan hadiah Membeli sesuatu karena kemasan yang menarik Membeli sesuatu karena menjaga penampilan diri, gengsi, dan kepercayaan diri Membeli sesuatu karena diskon atau potongan harga Membeli sesuatu karena pengaruh model iklan Membeli lebih dari 2 barang yang sama dengan merek yang berbeda Penelitian terdahulu dalam jurnal Humaniora menyatakan bahwa seseorang yang memasuki masa remaja dan dewasa awal cenderung memiliki perilaku konsumtif. Ini berkaitan dengan adanya perubahan biologis, kognitif, dan sosial-ekonomi. Hubungan perilaku konsumtif dengan kesehatan Perilaku konsumtif juga berkaitan dengan kesehatan mental seseorang. Perilaku konsumen atau bagaimana seseorang membeli dan menggunakan sesuatu berhubungan dengan aspek psikologis. Dikutip dari Psychology Today, pembelian yang tidak rasional biasanya didorong oleh kebutuhan untuk menampilkan status sosial atau sebagai respons terhadap emosi negatif, seperti kesedihan atau kebosanan. Hal senada pun diungkapkan sebuah penelitian dalam jurnal Plos One. Penelitian tersebut menyatakan bahwa emosi negatif seperti stres dan depresi turut memengaruhi perilaku konsumen, seperti perilaku belanja berlebihan. Masih ingat fenomena panic buying pada awal pandemi Covid-19? Emosi negatif akibat pandemi seperti kecemasan juga dapat memengaruhi kesehatan mental yang menciptakan perilaku konsumtif seseorang. Hal ini dikarenakan, kecemasan dapat mendorong seseorang untuk membeli barang yang memberikan rasa aman. Padahal, belum tentu barang tersebut benar-benar dibutuhkan. Lebih lanjut, diketahui bahwa membeli barang baru bisa memicu lonjakan hormon dopamin yang menciptakan perasaan senang. Tak menutup kemungkinan hal ini bisa mendorong Anda untuk membeli lebih banyak Tak hanya kesehatan mental, kesehatan fisik juga bisa terganggu akibat perilaku konsumtif. Misalnya, membeli makanan tidak sehat atau alkohol berlebihan memang bisa menawarkan kenyamanan atau kesenangan sesaat. Padahal, tindakan tersebut bisa berdampak negatif bagi tubuh karena dapat memicu gangguan kesehatan. Cara mencegah perilaku konsumtif Sifat konsumtif harus dihindari agar tidak mengakar dan menjadi kebiasaan atau gaya hidup. Mengingat salah satu penyebab sifat konsumtif adalah dorongan emosi negatif, cara efektif mencegahnya adalah dengan mempelajari keterampilan mengelola emosi. Selain itu, beberapa cara mencegah perilaku konsumtif yang bisa Anda coba antara lain Mengenali emosi negatif Mempelajari strategi coping yang bisa meredakan emosi negatif, misalnya meditasi, latihan pernapasan, atau yoga Mempraktikkan mindfulness Mengalihkan emosi negatif dengan aktivitas yang lebih produktif dan menyenangkan Menciptakan penghalang fisik, seperti membekukan atau membatasi limit kartu kredit agar tidak bisa digunakan secara impulsif Mengenali dan membedakan antara kebutuhan dengan keinginan sebelum membeli Selalu bersyukur dan ingatlah bahwa tidak masalah jika Anda tidak membeli barang yang Anda inginkan Hindari terlalu sering menggunakan media sosial yang penuh dengan strategi marketing sehingga mendorong Anda untuk berperilaku konsumtif Catatan dari SehatQ Konsumtif adalah kecenderungan membeli atau menggunakan sesuatu secara berlebihan di luar dari kebutuhan. Sifat ini sangat merugikan karena mendorong seseorang melakukan pembelian impulsif, tidak rasional, dan boros. Jika tidak dicegah, perilaku konsumtif bisa menjadi kebiasaan atau gaya hidup yang tidak sehat. Penting bagi Anda untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan sebelum membeli sesuatu, serta memahami efek jangka panjangnya. Cobalah untuk menghindari dan mengatasi emosi negatif yang bisa menjadi pemicu sifat konsumtif. Jika masih ada pertanyaan seputar perilaku konsumtif atau cara mengelola emosi negatif, Anda juga bisa bertanya melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang! Pengertian dan Dampak Positif Negatif Perilaku Konsumtif – Salah satu macam dari 3 kegiatan ekonomi adalah konsumsi. Konsumsi dilakukan oleh konsumen, dimana kita dan semua manusia yang ada di dunia ini adalah konsumen. Karena sebenarnya kita adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri. Dan ketika kita membeli sesuatu kita sudah menjadi konsumen. Oke pada kesempatan ini saya akan share sedikit mengenai pengertian dan dampak positif negatif dari perilaku konsumtif. Dan berikut ini penjelasan singkatnya Pengertian perilaku konsumtif adalah suatu tindakan manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan orang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut dengan konsumen. Lihat pada artikel berikut ini untuk mengetahui pengertian dari konsumsi Pengertian konsumsi Perilaku konsumtif sangat tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah, pendapatan, selera, harga-harga barang yang dikonsumsi, dan keadaan emosi konsumen pada saat itu. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki pendapatan tinggi, tentu akan lebih banyak barang/jasa yang dikonsumsi bila dibandingkan dengan orang yang memiliki pendapatan yang lebih rendah. Demikian juga harga-haraga barang konsumsi, bila harga barang konsumsi rendah maka orang-orang pada umumnya akan menambah jumlah barang tersebut untuk dikonsumsi. Dampak positif perilaku konsumtif Kebutuhan manusia terpenuhiMemperoleh kepuasanMemperoleh pengalamanMemperoleh kenyamananMenjamin kontinuitas produksiMemberikan keuntungan pada penjual/distributor Dampak Negatif Perilaku Konsumtif Perilaku konsumtif akan berdampak negatif apabila dilakukan dengan berlebihan dan tidak semestinya, dan berikut ini dampak negatifnya Mengurangi kesempatan untuk sikap atau gaya hidup berlebihan maka akan menyebabkan terbiasa hidup boros. Seorang praktisi Pemasaran, SEO dan Digital Marketing. Suka dengan kata dan cinta dengan karya. Turut memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui beragam artikel pendidikan di Mahasiswa/Alumni Institut Teknologi Bandung08 Juni 2022 0227Jawaban yang benar adalah D. Membeli dengan boros. Globalisasi adalah suatu proses integrasi internasional yang terjadi karena adanya pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya yang dapat menyebar dari suatu negara ke negara lainnya. Globalisasi ini memunculkan banyak pengaruh dan dampak negatif, contohnya adalah sifat konsumtif yang merupakan sifat membeli sesuatu dengan boros atau melebihi batas yang diperlukannya. Dengan demikian, jawaban yang benar adalah D. Membeli dengan boros. Jakarta - Secara umum, konsumerisme adalah tatanan ekonomi dan sosial yang mendorong masyarakat agar membeli barang/jasa dalam jumlah yang lebih banyak. Saat ini, budaya konsumerisme telah berkembang di seluruh penjuru konsumerisme juga merupakan dampak dari globalisasi dan sistem kapitalisme modern. Pasalnya, konsumerisme mendasarkan pada tata nilai materialistis, seperti tingkah laku dan pola berakar dari konsumtif, suatu perilaku yang timbul dari keinginan membeli barang/jasa untuk kepuasan pribadi. Perilaku konsumtif cenderung tidak memandang manfaat atau urgensi dari barang/jasa tersebut. Perilaku konsumtif dan konsumerisme bisa berdampak buruk pada kehidupan masyarakat. Untuk menangani perilaku tersebut, berikut penjelasan tentang konsumerisme, dampak, hingga contohnya di bawah dari repository Universitas Negeri Makassar karya Mutiah Nurafandi M, konsumerisme adalah suatu paham di mana seorang atau kelompok melakukan proses pemakaian barang secara berlebihan, tidak sadar, serta dikenal menjadi salah satu budaya gaya hidup manusia saat ini. Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan cara seseorang untuk menggunakan waktu, uang, energi, merefleksikan nilai, rasa, serta seseorang menjadikan hal konsumtif sebagai gaya hidup, sudah dipastikan mereka menganut konsumerisme. Konsumerisme akan menjadikan manusia sebagai pecandu dari suatu Jean Baudrillard menyatakan, konsumerisme merupakan budaya konsumsi modern yang menciptakan hasrat untuk mengkonsumsi sesuatu secara terus menerus. Tak heran konsumerisme identik dengan boros, hedon, serta teori konsumerisme oleh Baudrillard, seseorang yang menjadi konsumerisme karena ingin menunjukkan status sosialnya. Artinya, mereka melakukan kegiatan konsumsi itu bukan karena orientasi penyebab utama konsumerisme? Penyebab utama masyarakat berperilaku konsumtif adalah tuntutan gaya hidup, dalam lingkungan sosialnya. Perilaku ini muncul karena faktor eksternal dan internal pelakunyaFaktor internalPemahaman serta keyakinan seseorang terkait gaya hidup, perilaku konsumtif, dan eksternalIngin mengikuti tren yang ada di lingkungan dari luar yang mengharuskan konsumsi barang atau pemasaran yang menciptakan situasi yang untuk diakui dan menciptakan citra Konsumerisme1. Keinginan Konsumen/Pembeli untuk Tampak BerbedaCiri pertama adalah adanya keinginan pembeli untuk memiliki barang yang beda atau tidak dimiliki orang lain. Alhasil, sikap pembeli akan mencari barang-barang mewah terbaru atau barang yang limited Kebanggaan Terhadap Penampilan dan Kepemilikan BarangKebanggaan erat dengan kepuasan terhadap diri sendiri. Perasaan ini menyebabkan seseorang membeli banyak barang/jasa, agar bisa dipamerkan ke orang lain hingga muncul rasa bangga pada diri Sekedar Ikut-ikutan PengikutSifat konsumtif bisa muncul karena ada perasaan untuk mengikuti gaya dan penampilan orang lain. Misalnya, meniru gaya hidup selebriti, influencer, selebgram, dan Agar Menarik Perhatian Orang LainSeseorang yang berperilaku konsumtif memiliki kecenderungan ingin terlihat menarik di hadapan orang lain, dalam hal gaya hidup. Mereka juga ingin menjadi pusat perhatian di depan KonsumerismeDampak Positif Konsumerisme1. Membuka lapangan kerja, karena adanya produksi barang dalam jumlah Meningkatkan motivasi untuk bisa memiliki penghasilan yang banyak agar mudah membeli Mengurangi dampak pengangguran, pasalnya budaya konsumerisme membuat produksi barang menjadi Menciptakan pasar Negatif Konsumerisme1. Konsumerisme telah menjadi budaya dalam Dalam konsumerisme uang cenderung tidak lagi memiliki Konsumerisme bisa menimbulkan keresahan bagi para Adanya ketimpangan Mengurangi kesempatan seseorang untuk Cenderung membuat orang tidak memikirkan masa KonsumerismeSeperti telah disinggung sebelumnya, perilaku konsumtif mengakibatkan budaya konsumerisme. Contoh konsumerisme dijelaskan dalam e-journal Universitas Trunojoyo Madura UTM Bangkalan oleh Abdur RohmanBerikut penjelasannyaSeorang mahasiswa yang seharusnya bisa mengkonsumsi makanan dengan 3 kali sehari. Misalnya, cukup dengan harga makanan sekitar Rp Namun, ia menghabiskan konsumsinya hingga Rp per hari. Maka, mahasiswa tersebut telah melakukan kebocoran dana hingga Rp dua kali lipat.Contoh lain konsumerisme adalah membeli barang mewah tanpa mempertimbangkan manfaatnya. Barang ratusan juta Rupiah dibeli hanya untuk kepuasan diri atau sekadar tadi penjelasan tentang maksud konsumerisme adalah gaya hidup konsumtif masyarakat, yang tidak hanya didorong oleh kebutuhan akan fungsi barang/jasa semata. Akan tetapi, didasari dengan keinginan dan sifat gengsi. Simak Video "Alasan Jokowi dan Luhut Pakai Jasa Bule untuk Awasi Proyek IKN" [GambasVideo 20detik] khq/row

salah satu contoh sifat konsumtif adalah